Kamis, 19 Mei 2016

MODEL RAD (Rapid Application Development), JAD (Join Application Development) dan SDLC (System Development Life Cycle)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Suatu sistem informasi yang baik tidak terlepas dari teknik dan langkah dalam membangunnya agar mampu memberikan kepuasan optimal kepada para penggunanya. Banyak teknik dan cara yang digunakan untuk membuat suatu sistem informasi. Untuk memahami dan mengetahui teknik dan langkah-langkah dalam membangun sebuah sistem informasi, diperlukan penjelesan lebih lanjut terhadap hal tersebut.
Siklus Hidup Informasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk membangun sebuah sistem informasi dari tahap awal sampai pada akhirnya pada tahap penyelesaian serta pengaplikasiannya pada kehidupan nyata. Beberapa diantaranya dikenal dengan istilah Rapid Application Development, join application development, dan sistem development life cycle. Hal tersebut akan dipahami lebih lanjut pada paparan materi dibawah sehingga mampu memberikan pengetahuan bagi para pembaca dan memberikan sedikit gambaran dalam hal teknik atau langkah pembangunan sebuah sistem.

1.2  Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, antara lain:
1.2.1    Apakah pengertian dari Rapid Application Development, join application development, dan sistem development life cycle?
1.2.2    Apakah persamaan dari Rapid Application Development, join application development, dan sistem development life cycle?
1.2.3    Apakah persamaan Rapid Application Development, join application development, dan sistem development life cycle?



1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalh ini antara lain:
1.3.1    Untuk mengetahui pengertian dari Rapid Application Development, join application development, dan sistem development life cycle?
1.3.2    Untuk mengetahui persamaan dari Rapid Application Development, join application development, dan sistem development life cycle?
1.3.3    Untuk mengetahui persamaan Rapid Application Development, join application development, dan sistem development life cycle?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rapid Application Development, Join Application Development, dan System Development Life Cycle
2.1.1   Pengertian  Rapid Application Development
 Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (modeln kerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) pengguna. Model kerja digunakan hanya sesekali saja sebagai basis desain dan implementasi sistem akhir. Rapid Application Development (RAD) adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang berfokus pada membangun aplikasi dalam waktu yang sangat singkat. Istilah ininmenjadi kata kunci pemasaran yang umum menjelaskan aplikasi yang dapat dirancang dan dikembangkan dalam waktu 6090 hari, tapi itu awalnya ditujukan untuk menggambarkan suatu proses pembangunan yang melibatkan application prototyping dan iterativen development.
  Menurut James Martin “Rapid Application Development (RAD) merupakan pengembangan siklus yang dirancang untuk memberikan pengembangan yang jauh lebihcepat dan hasil yang lebih berkualitas  tinggi daripada yang dicapai dengan siklus hidup tradisional. Hal ini dirancang untuk mengambil keuntungan maksimum dari pengembangan perangkat lunak yang telah berevolusi barubaru ini." 1 Profesor Clifford Kettemborough dari College Whitehead, University of Redlands, mendefinisikan Rapid Application Development sebagai "pendekatan untuk membangun sistem komputer yang menggabungkan ComputerAssisted Software Engineering (CASE) tools dan teknik, userdriven prototyping,. RAD meningkatkan kualitas sistem secara drastis dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk membangun sistem." Sebagai gambaran umum, pengembangan aplikasi berarti mengembangkan aplikasi pemrograman yang bervariasi dari pemrograman umum dalam arti bahwa ia memiliki tingkat yang lebih tinggi dari liabillity, termasuk untuk kebutuhan capturing dan testing. Pada 1970an, Rapid Application Development muncul sebagai respon untuk nonagile processes, seperti model Waterfall. Pengembang perangkat lunak menghadapi masalah waktu dengan metodologi sebelumnya sebagai sebuah aplikasi yang begitu lama untuk membangun. Dengan demikian, metodologi tersebut sering mengakibatkan sistem tidak dapat digunakan.
    
UNSUR-UNSUR RAPID APPLICATION DEVELOPMENT
RAD memiliki banyak unsurunsur yang membuat sebuah metodologi yang unik termasuk prototyping, iterative development, time boxing, team members, management approach, dan RAD tools.

a. Prototyping
Sebuah aspek kunci dari RAD adalah pembangunan prototipe untuk tujuan membangkitkan kembali desain untuk kebutuhan pengguna. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah fitur ringan yang hasil akhirnya dalam jumlah pendek dengan waktu yang memugkinkan. Prototipe awal berfungsi sebagai bukti konsep untuk klien, tetapi lebih penting berfungsi sebagai titik berbicara dan alat untuk kebutuhan pemurnian. Mengembangkan prototipe cepat dicapai dengan Computer Aided Engineering CASE tools Software yang berfokus pada menangkap persyaratan, mengkonversi mereka ke model data, mengubah model data ke database, dan menghasilkan kode semua dalam satu alat. CASE tools populer di 80an dan awal 90an, tetapi sebagai teknologi telah berubah (dan COBOL telah menjadi usang) beberapa alat mengambil keuntungan penuh dari potensi penuh dari teknologi KASUS alat. Perusahaan rasional adalah yang paling terkenal meskipun prototipe potensi pembangkitnya terbatas. Pada Otomatis Arsitektur produk cetak biru kami berfokus pada peningkatan tingkat aplikasi enterprise web yang berfungsi sebagai prototipe karena kecepatan yang mereka dapat diciptakan (dalam menit).

b. Iterative Development
Iterative Development berarti menciptakan versi yang lebih fungsional dari sebuah sistem dalam siklus pembangunan pendek. Setiap versi ditinjau dengan klien untuk
menghasilkan persyaratan untuk membuat versi berikutnya. Proses ini diulang sampai semua fungsionalitas telah dikembangkan. Panjang ideal iterasi adalah antara satu hari (yang lebih dekat dengan Metodologi Agile) dan tiga minggu. Setiap siklus pengembangan memberikan pengguna kesempatan untuk memberikan umpan balik, memperbaiki persyaratan, dan kemajuan melihat (dalam pertemuan sesi fokus grup). Hal ini akhirnya pembangunan berulang yang memecahkan masalah yang melekat dalam metodologi fleksibel dibuat pada 1970an.

c. Time boxing
Time boxing adalah proses menunda fitur untuk versi aplikasi di masa mendatang untuk melengkapi versi saat ini sebagai ketepatan waktu.Ketepatan waktu merupakan aspek penting dari RAD, karena tanpa itu ruang lingkup dapat mengancam untuk memperpanjang iterasi pembangunan, sehingga membatasi umpan balik dari klien, meminimalkan manfaat dari pembangunan berulang, dan berpotensi mengembalikan proses kembali ke pendekatan metodologi air terjun.

d. Team Member
Metodologi RAD merekomendasikan penggunaan tim kecil yang terdiri dari anggota
yang berpengalaman, serbaguna, dan motivasi yang mampu melakukan peran ganda. Sebagai klien memainkan peran penting dalam proses pembangunan, sumber daya klien khusus harus tersedia selama awal Joint Application Development (JAD) sesi serta Focus Group Sessions dilakukan pada akhir siklus pengembangan.
Pengembangan tim (juga dikenal sebagai SWAT atau Skilled Workers with Advance Tools) idealnya harus memiliki pengalaman di Rapid Application Development dan harus memiliki pengalaman dengan Computer Aided Software Engineering. Pendekatan manajemen Aktif dan manajemen yang terlibat sangat penting untuk mengurangi risiko siklus pengembangan diperpanjang, kesalahpahaman klien, dan melebihi tenggat waktu. Di atas manajemen semua harus kuat dan konsisten dalam keinginan mereka untuk menggunakan metodologi Rapid Application Development. Selain menegakkan waktu yang ketat, manajemen harus fokus pada pemilihan anggota tim, motivasi tim, dan pada kliring hambatan birokrasi atau politik.



e. RAD Tools
Salah satu tujuan utama dari metodologi Rapid Application Development yang dikembangkan oleh James Martin pada tahun 1980an adalah untuk memanfaatkan
teknologi terbaru yang tersedia untuk mempercepat pembangunan. Jelas teknologi tahun 1980 sudah kuno, tetapi fokus RAD tentang alat terbaru adalah sama pentingnya hari ini seperti ketika metodologi awalnya diciptakan.

2.1.2   Pengertian Join Application Development
Teknik Joint Application Development (JAD) merupakan tahapan atau langkah-langkah dan merupakan salah satu prinsip bagaimana agar pengembangan sistem informasi sukses. Sedangkan teknik merupakan pendekatan atau penerapan bagaimana menggunakan alat dan peraturan-peraturan yang melengkapi satu atau lebih tahap-tahapan (metode).
Teknik Join Application Development (membangun sistem secara bersama-sama antara pengembang dengan pemakai sistem informasi) merupakan:
·                Penerapan JAD jika pengembang dan user bekerja bersama dalam satu tim akan sangat mendukung penerapan prototyping.
·                 Penentuan keperluan oleh sekumpulan pemegang saham.
·                 Melibatkan kerjasama tim projek, pengguna dan pengurusan.
·                 Dapat mengurangkan  scope creep hingga 50%.
·                 Teknik yang sangat berguna.

Metode JAD merupakan suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai, teknik yang dibuthkan dan unsur rancangan eksternal. Tujuan JAD adalah memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi.
Ada beberapa alasan pentingnya keterlibatan user dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi menurut Laela Dmodaran (1983) yaitu :
1.        Kebutuahan user. user adalah orang dalam perusahaan. Analisi sistem atau ahli sistem adalah orang diluar perusahaan. Sistem informasi dikembangkan bukan untuk pembuat sistem tapi untuk user agar sistem bisa diterapkan, sistem tersebut harus bisa menyerap kebutuhan user dan yang mengetahui kebutuhan user adalah user sendiri, sehingga keterlibatannya dalam pengembangan sistem informasi akan meningkatkan tingkat keberhasilan pengembangan sistem informasi.
2.        Pengetahuan akan kondisi lokal. Pemahaman terhadap lingkungan dimana sistem informasi akan dioterapkan perlu dimiliki oleh perancang sistem informasi, dan untuk memperoleh pengetahuan tersebut perancang sistem meminta bantuan user yang menguasai kondisi lingkungan tempatnya bekerja.
3.        Keengganan untuk berubah. Seringkali user merasa bahwa sistem informasi yang disusun tidak dapat dipergunakn dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengurangi keengganan untuk berubah tersebut dapat dikurangi bila user terlibat dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi.
4.        User merasa terancam. Banyak user menyadari bahwa penerpan sistem informasi komputer dalam organisasi mungkin saja mengancam pekerjaannya, atau menjadikan kemampuan yang dimilikinya tidak relevan dengan kebutuhan organisasi. Keterlibatn user dalam proses perancangan sistem informasi merupakan salah satu cara menghindari kondisi yang tidak diharapkan dari dampak penerapan sistem informasi dengan komputer.
5.        Meningkatkan alam demokrasi. User terlibat secara langsung dalam mengambil keputusan yang berdampak terhadap mereka.

Peserta JAD
v Fasilitator
Ø Dilatih dengan teknik-teknik JAD
Ø Menentukan agenda dan membantu mengumpulkan proses-proses
v Scribe(s) atau Catat
Ø Merekam atau mencatat kandungan atau inti pada sesi JAD
v Pengguna dan pengurus yang berpengetahuan tinggi dari unit bisnis

Sesi JAD
v Komitmen masa– ½ hari hingga beberapa minggu
v Pengurusan bersama-sama diperlukan untuk pelepasan tugas
v Perancangan teliti diperlukan
v Agenda formal dan peraturan asas
v Struktur atas-bawah paling efektif
v Aktiviti fasilitator
Ø Perjalanan sesi yang licin
Ø Bantuan untuk istilah teknikal
Ø Catat atau rekam kumpulan input
Ø Neutral, tetapi bantu selesaikan isu
v e-JAD boleh membantu mengurangkan kumpulan masalah biasa
v Laporan susulan selepas-sesi

Teknik JAD merupakan teknik yang melengkapi teknik analisis dan perancangan sistem dengan menekankan pengembangan partisipatif diantara system owners, users, designers, and builders. Selama sesi JAD untuk perancangan sistem, system designer akan mengambil peran sebagai facilitator untuk beberapa workshop yang ditujukan untuk menyelesaikan problem problem perancangan.
Memperkecil Masalah dalam sesi JAD
·                 Kurangkan dominasi
·                 Galakkan penglibatan menyeluruh
·                 Agenda merry-go-round
·                 Konflik tidak selesai
·                 Hindari ketegangan

JAD (Joint Application Development/Design) merupakan salah satu teknik manajemen dalam mengimplementasikan sebuah sistem informasi (SI) dalam konteks proyek. Porsi terbesar dan terumit dari proses implementasi SI adalah justru pada proses transisinya, karena terkait banyak aspek tidak hanya di sisi teknologi tapi harus memahami sisi sosial, manajerial dan SDM.

Implementasi SI
Masalah terbesar dari implementasi SI adalah untuk mengetahui kebutuhan dari user, apalagi dengan karakter proyek :
·                Sistem yang melibatkan multi-organisasi/divisi (penggunanya dari beberapa role dan divisi)
·                 Bisnis proses yang kompleks
·                 Kebutuhan yang sangat spesifik dan customized.
Dengan karakter proyek yang semacam ini, tidak cukup bagi seorang system analyst (SA) menentukan kebutuhan hanya dengan teknik wawancara, observasi ataupun kuesioner. Banyak kasus ditemui, bahwa pada akhirnya apa yang kita dapatkan dari proses analisa kebutuhan di awal proyek, tidak match dengan kebutuhan sesungguhnya dari pengguna sistem, sehingga sistem akhirnya tidak dapat digunakan dengan baik.
Masalah lain adalah di sisi waktu. Teknik-teknik seperti itu seringkali sangat time consuming, sangat membutuhkan waktu yang lama. Sering juga tim developer dihadapkan situasi bahwa tidak semua stakeholder proyek memiliki kepedulian yang sama dengan yang lain. Seorang manajer tidak mengetahui kebutuhan detail dari staf-staf operasional, sementara itu staf operasional mungkin juga tidak memahami sepenuhnya spirit, goal dari SI.
JAD merupakan sebuah teknik yang berfokus pada keterlibatan dan komitmen pengguna dalam menentukan kebutuhan dan merancang (desain) aplikasi. JAD biasanya dilakukan dalam bentuk tim yang merupakan gabungan dari seluruh stakeholder proyek, yang bekerja dalam bentuk workshop-workshop atau forum diskusi.
Penggunaan workshop dikarenakan teknik JAD ini bukanlah sekedar rapat-rapat yang biasa dilakukan dalam sebuah proyek dan melibatkan seluruh stakeholder proyek. JAD adalah tim yang nantinya akan membuat rancangan dan mengawasi, memonitor bersama jalannya proyek.

Secara garis besar yang perlu terlibat adalah :
1.        Sponsor. Sponsor ini berarti project owner, memiliki kedudukan yang cukup tinggi dalam organisasi dan sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam pengelolaan sistem informasi. Satu hal yang penting dilakukan oleh seorang project owner adalah komitmen yang kuat akan implementasi SI yang dilakukan. Without the executive sponsor's commitment, people do not show up for workshops on time or sometimes at all. Schedules change and projects are delayed. In short, without an executive sponsor, there is no project!
2.        Business Users. Business User ini terdiri dari 2 jenis, yaitu real end user dan representative end user. Real end user adalah person yang melakukan pekerjaan real di lapangan. Dalam kasus, ini adalah operator-operator. Sedangkan representative end user adalah person yang mengetahui seharusnya bisnis proses itu dilakukan, memahami spirit dan goal dari sistem yang dikelolanya. Biasanya ini adalah kepala bagian, manajer, atau operator senior.
3.        System Analyst (Tim Developer). Person/tim ini yang akan in-charge dari sisi teknologi dan proses engineeringnya.
4.        System Experts. Tidak semua referensi mencantumkan peran ini. Perannya lebih seperti konsultan yang memahami seluk beluk bisnis proses dari sisi konseptual dan berbasis pengalaman.
5.        Facilitator. Seorang fasilitator berfungsi sebagai moderator dan mengarahkan setiap aktivitas JAD yang melibatkan banyak pihak, untuk menjadi efektif. Seorang fasilitator harus memiliki kecakapan yang baik dalam berkomunikasi, memberikan stimulus-stimulus dan trik-trik agar diskusi bisa berjalan dengan baik.
Tentu saja, setelah penyusunan tim JAD, diperlukan strategi yang tepat dalam melakukan workshop-workshop, sehingga proses dilakukan lebih efektif. Yang jelas, teknik ini sudah terbuktif efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah implementasi SI.

Contoh JAD
Misalnya mengelola dan mengupdate content web dan SIG penataan ruang  PU agar tetap operasional dan mengembangkan portal penataan ruang melalui pembuatan aplikasi pelengkap untuk menjadi portal yang mempunyai fungsi utama mengkomunikasikan data spasial kepada stakeholder penataan ruang.
Dalam pelaksanaan pengembangan sistem ini, akan dilakukan secara Joint Application Development (JAD), konsultan akan bekerjasama dengan tim pengelola portal Penataan Ruang, sehingga ahli teknologi kepada Ditjen Penataan Ruang Departemen PU dapat dilakukan secara lancar. Adapun urutan-urutan kegiatan JAD yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
1. Proyek diawali
2. Analisis Sistem
3. Perancangan Sistem
4. Review
5. Pengembangan Sistem
6. Pengujian Sistem (IT Test & User Acceptance Test)
7. Pelatihan
8. Implemenatsi Sistem
9. Proyek Selesai



2.1.3   Pengertian System Development Life Cycle
System Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan metodologi tertua dan terbanyak digunakan dalam pengembangan perangkat lunak salah satu model yang dipakai adalah Model Waterfall.
System Development Life Cycle
Tahapan aktifitas yang dilakukan dalam pengembangan ini merupakan modifikasi dari model SDLC diatas. Meliputi antara lain :
a.       Tahapan Identifikasi Masalah
b.      Tahapan Studi Kelayakan
c.       Tahapan Analisis Sistem
d.      Tahapan Perancangan Sistem
e.       Tahapan Pengembangan/Implementasi
f.       Tahapan penggunaan dan perawatan
Gambar diatas menunjukkan tahapan-tahapan aktifitas yang dilakukan dalam pengembangan perangkat lunak ini. Tahap terakhir dari desain pengembangan adalah tahapan ujicoba perangkat lunak yang dilakukan hanya sampai pada tahap pengunaan dan perawatan.
a.       Tahapan Identifikasi Masalah
Mendefinisikan masalah-masalah yang ditemukan, yang melatar belakangi pembangunan sistem.
b.      Tahapan Studi Kelayakan
Merupakan tahapan untuk menentukan ruang lingkup dan batasan-batasan pengembangan prototipe yang akan dilakukan sesuai dengan alternatif-alternati solusi yang telah ditemukan.
c.       Tahapan Analisis Sistem
Melakukan analisis lebih lanjut terhadap masalah yang dikaji serta mendefinisikan batasan-batasan terhadap masalah tersebut. Kemudian menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.  Analisis tentang kebutuhan perangkat lunak juga sangat diperlukan untuk membangun suatu perangkat lunak.
1.      Kebutuhan Perangkat Lunak
2.      Tujuan Pengembangan Perangkat Lunak
3.      Model fungsional Perangkat Lunak
4.      Perancangan Perangkat Lunak
d.      Tahapan Perancangan Sistem
Melakukan perancangan global terhadap perangkat lunak yang akan dibangun. Perancangan meliputi perancangan arsitektur, fungsional serta antar muka.
e.       Tahapan Pengembangan/Implementasi
Mengimplementasikan rancangan perangkat lunak yang telah dibuat. Menggunakan bahasa Pemrograman yang sesuai pada tahap analisis sebelumnya.
f.       Tahapan Penggunaan dan perawatan :
a.       Menggunakan sistem.
b.      Audit sistem.
c.       Memelihara sistem, dilakukan untuk 3 alasan :
v   Memperbaiki kesalahan.
v   Menjaga kemutakhiran sistem.
v   Meningkatkan kinerja sistem.


2.2    Persamaan Dari Rapid Application Development, Join Application Development, dan System Development Life Cycle

Setiap model yang dikembangkan mempunyai karakteristik sendirisendiri. Namun secara umum ada persamaan dari model-model ini, yaitu:

·         Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas. Input utama dari setiap model pengembangan perangkat lunak adalah pendefinisian masalah yang jelas. Semakin jelas akan semakin baik karena akan memudahkan dalam penyelesaian masalah. Oleh karena itu pemahaman masalah seperti dijelaskan pada, merupakan bagian penting dari modelpengembangan perangkat lunak.
·         Tahapan-tahapan pengembangan yang teratur. Meskipun model-model pengembangan perangkat lunak memiliki pola yang berbeda-beda, biasanya model-model tersebut mengikuti pola umum analysis – design – coding – testing – maintenance.
·         Stakeholder berperan sangat penting dalam keseluruhan tahapan pengembangan. Stakeholder dalam rekayasa perangkat lunak dapat berupa pengguna, pemilik, pengembang, pemrogram dan orang-orang yang terlibat dalam rekayasa perangkat lunak tersebut.
·         Dokumentasi merupakan bagian penting dari pengembangan perangkat lunak. Masing-masing tahapan dalam model biasanya menghasilkan sejumlah tulisan, diagram, gambar atau bentuk-bentuk lain yang harus didokumentasi dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perangkat lunak yang dihasilkan.
·         Keluaran dari proses pengembangan perangkat lunak harus bernilai ekonomis. Nilai dari sebuah perangkat lunak sebenarnya agak susah dirupiah- kan. Namun efek dari penggunaan perangkat lunak yang telah dikembangkan haruslah memberi nilai tambah bagi organisasi. Hal ini dapat berupa penurunan biaya operasi, efisiensi penggunaan sumberdaya, peningkatan keuntungan organisasi, peningkatan “image” organisasi dan lain-lain.

2.3    Perbedaan Dari Rapid Application Development, Join Application Development, dan System Development Life Cycle


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam pembangunan sebuah sistem informasi diperlukan metode metode sebagai acuannya antara lain: 1. Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). 2. Joint Application Development (JAD) merupakan tahapan atau langkah-langkah dan merupakan salah satu prinsip bagaimana agar pengembangan sistem informasi sukses. 3. System Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan metodologi tertua dan terbanyak digunakan dalam pengembangan perangkat lunak.
Persamaan ketiga metode tersebut antara lain:
1.      Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas.
2.      Tahapan-tahapan pengembangan yang teratur.
3.      Stakeholder berperan sangat penting dalam keseluruhan tahapan pengembangan.
4.      Dokumentasi merupakan bagian penting dari pengembangan perangkat lunak.
5.      Keluaran dari proses pengembangan perangkat lunak harus bernilai ekonomis.
Sedangkan perbedaanya antara lain:

3.2. Saran

            Metode diatas masih belum lengkap, baik dalam penyampaian materi maupun kelengkapan metode-metode yang lain. Masih banyak metode yang masih bisa dijelaskna sehingga semakin memperkaya pengetahuan tentang teknik dan langkah membangun sebuah sistem informasi yang baik.

Untuk lebih jelasnya silahkan di Download --->> LINK DOWNLOAD DISINI !

MODEL RAD (Rapid Aplication Development)

REKAYASA PERANGKAT LUNAK
“MODEL RAD (Rapid Aplication Development)”






index.jpg






Oleh :

Nama Kelompok :
-          ANDIKA ABDULLAH
-          ARIF HIDAYAT
-          GUSTIAM MASSEMBARAWAL



PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


                                                                                    




   Makassar, 13 Mei 2016



                                                                                               Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Suatu sistem informasi yang baik tidak terlepas dari teknik dan langkah dalam membangunnya agar mampu memberikan kepuasan optimal kepada para penggunanya. Banyak teknik dan cara yang digunakan untuk membuat suatu sistem informasi. Untuk memahami dan mengetahui teknik dan langkah-langkah dalam membangun sebuah sistem informasi, diperlukan penjelesan lebih lanjut terhadap hal tersebut.
Siklus Hidup Informasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk membangun sebuah sistem informasi dari tahap awal sampai pada akhirnya pada tahap penyelesaian serta pengaplikasiannya pada kehidupan nyata. Diantaranya dikenal dengan istilah Rapid Application Development, Hal tersebut akan dipahami lebih lanjut pada paparan materi dibawah sehingga mampu memberikan pengetahuan bagi para pembaca dan memberikan sedikit gambaran dalam hal teknik atau langkah pembangunan sebuah sistem.

B.     Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, antara lain:
-          Apakah pengertian dari Model Rapid Application Development?
-          Bagaimanakah fase-fase dari Model Rapid Application Development?
-          Apakah kelebihan dan kekurangan dari Model Rapid Application Development?

C.     Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalh ini antara lain:
-          Untuk mengetahui pengertian dari Model Rapid Application Development
-          Untuk mengetahui Bagaimanakah fase-fase dari Model Rapid Application Development
-          Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Model Rapid Application Development







BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian RAD
            Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari).

B.     Sejarah RAD
            Rapid Application Development ( RAD ) adalah istilah awalnya digunakan untuk menggambarkan proses pengembangan perangkat lunak pertama kali dikembangkan dan berhasil digunakan selama pertengahan 1970-an oleh Sistem Pusat Pengembangan New York Telephone Co di bawah arahan Dan Gielan. Setelah serangkaian implementasi sangat berhasil dari proses ini, Gielan kuliah secara ekstensif di berbagai forum pada metodologi , praktek, dan manfaat dari proses ini.
RAD melibatkan pengembangan dan pembangunan prototipe iteratif . Pada tahun 1990 , dalam buku RAD, Rapid Application Development, James Martin didokumentasikan penafsirannya tentang metodologi. Baru-baru ini, istilah dan singkatan yang telah datang untuk digunakan dalam lebih luas, pengertian umum yang mencakup berbagai metode yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan aplikasi, seperti penggunaan kerangka perangkat lunak dari berbagai jenis, seperti kerangka kerja aplikasi web.
Pengembangan aplikasi yang cepat merupakan respon terhadap proses yang dikembangkan pada 1970-an dan 1980-an, seperti Structured Sistem Metode Analisis dan Desain dan model Waterfall lainnya. Satu masalah dengan metodologi sebelumnya adalah bahwa aplikasi begitu lama untuk membangun bahwa persyaratan telah berubah sebelum sistem itu selesai, sehingga sistem tidak memadai atau bahkan tidak dapat digunakan. Masalah lain adalah asumsi bahwa persyaratan metodis tahap analisis saja akan mengidentifikasi semua persyaratan penting. Membuktikan fakta bahwa ini adalah jarang terjadi, bahkan untuk proyek-proyek dengan profesional yang sangat berpengalaman di semua tingkatan.
Dimulai dengan ide-ide dari Brian Gallagher, Alex Balchin, Barry Boehm dan Scott Shultz, James Martin mengembangkan pendekatan pengembangan aplikasi yang cepat selama tahun 1980 di IBM dan akhirnya diresmikan itu dengan menerbitkan sebuah buku pada tahun 1991, Rapid Application Development.




C.     Fase-Fase Model RAD
https://lh6.googleusercontent.com/fU4yrTjzsvu5gYckEyGGBE5aQoU_wcTrQE7olEruCk6UEeoi96MYcGJvEALpj-yNIPAD7t0JSrcAOxUhgzE3ey6v6K6fcm9sFtKz5wv9p7a4mcBfDB-a_bNxQerAG7E28Zcw8O1EhJ4

Bussiness Modeling
Aliran informasi di antara fungsi-fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dimunculkan? Siapa yang memunculkannya? Ke mana informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya?
Data Modeling
Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modeling disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik masing-masing objek didefinisikan dan hubungan antara objek-objek tersebut didefinisikan.
Prosess Modeling
Objek data yang telah didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus atau mendapatkan kembali sebuah objek data.
Aplication Generation
            RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi keempat. Selain menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman general yang konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk mamakai lagi komponen program yang ada atau menciptakan komponoen yang bisa dipakai lagi. Pada semua kasus, alat-alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
Testing and Turnover
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali , banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.



D.     Kelebihan Penggunaan Model RAD

u  Dimungkinkan dalam proses pembuatan membutuhkan waktu yang sangat singkat (60-90 hari)
u  Menghemat biaya, karena penekannya adalah penggunaan komponen-komponen yang sudah ada
u  RAD menggunakan kembali komponen-komponen yang sudah ada, maka beberapa komponen program sudah diuji sehingga kita dapat melakukan penghematan waktu dalam uji coba

E.     Kekurangan Penggunaan Model RAD

Seperti semua proses model yang lain, pendekatan RAD memiliki kekurangan-kekurangan sebagi berikut:
u  Bagi proyek yang besar tetapi berskala, RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik.
u  RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen di dalam aktifitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal. RAD menekankan perkembangan komponen program yang bisa dipakai kembali. Reusable menjadi batu pertama teknologi objek dan ditemui di dalam proses rakitan komponen
u  Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD. Bila sistem tidak dapat dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat problematis.
u  RAD menjadi tidak sesuai jika risiko teknisnya tingggi. Hal ini terjadi bila sebuah aplikasi baru memforsir teknologi baru atau bila perangkat lunak baru membutuhkan tingkat interoperabilitas yang tinggi dengan program komputer yang ada.











BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Rapid Aplication Model (RAD) adalah sebuah proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Fase-Fase Model RAD meliputi Bussiness Modeling, Data Modeling, Prosess Modeling, Aplication Generation, dan Testing and Turnover.

Adapun Kelebihan Penggunaan Model RAD :
-            Dimungkinkan dalam proses pembuatan membutuhkan waktu yang sangat singkat (60-90 hari)
-            Menghemat biaya, karena penekannya adalah penggunaan komponen-komponen yang sudah ada
-            RAD menggunakan kembali komponen-komponen yang sudah ada, maka beberapa komponen program sudah diuji sehingga kita dapat melakukan penghematan waktu dalam uji coba.

Adapun Kekurangan dari Model RAD :
Seperti semua proses model yang lain, pendekatan RAD memiliki kekurangan-kekurangan sebagi berikut:
-            Bagi proyek yang besar tetapi berskala, RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik.
-            RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen di dalam aktifitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal. RAD menekankan perkembangan komponen program yang bisa dipakai kembali. Reusable menjadi batu pertama teknologi objek dan ditemui di dalam proses rakitan komponen
-            Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD. Bila sistem tidak dapat dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat problematis.
-            RAD menjadi tidak sesuai jika risiko teknisnya tingggi. Hal ini terjadi bila sebuah aplikasi baru memforsir teknologi baru atau bila perangkat lunak baru membutuhkan tingkat interoperabilitas yang tinggi dengan program komputer yang ada.