Minggu, 01 Mei 2016

Sejarah Kerajaan GOWA-TALLO

Kerajaan Gowa Tallo merupakan salah satu dari kerajaan Islam di Indonesia yang menjadi simbol kejayaan Islam di Indonesia bagian timur.

Pada pembahasan kali ini kita akan mengupas tentang sejarah kerajaan Gowa Tallo, peninggalan kerajaan Gowa Tallo, Sumber sejarah kerajaan Gowa Tallo, dan asal-usul kerajaan Gowa Tallo serta Silsilah kerajaan Gowa Tallo.

Sejarah kerajaan Gowa Tallo

Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang berdiri di daerah Sulawesi Selatan. Tahun 1605, raja Gowa yang bernama Daeng Manrabia dan raja Tallo yang bernama Karaeng Matoaya memeluk agama Islam.

Kemudian keduanya menyatukan wilayah kedua kerajaan mereka dengan Daeng Manrabia sebagai rajanya. Sementara, Karaeng Matoaya menjabat sebagai perdana menteri.

Daeng Manrabia mengganti namanya menjadi Sultan Alauddin dan Karaeng Matoaya mengganti namanya menjadi Sultan Abdullah.

Sebagai penganut Islam, kedua penguasa kerajaan tersebut dimusuhi oleh himpunan pedagang Belanda di Hindia Timur (Vereenigde Oost Indische Compagnie = VOC) yang ingin menguasai perdagangan di kawasan tersebut.

Hingga wafatnya pada tahun 1639, Sultan Alauddin tidak pernah mau menerima kapal-kapal Belanda di pelabuhan-pelabuhan milik Gowa–Tallo.

Silsilah kerajaan Gowa Tallo

Sepeninggal Alauddin, tahta raja diduduki oleh Sultan Muhammad Said. Seperti halnya ayahnya, Sultan Muhammad Said tidak pernah mau berdamai dengan Belanda yang menurutnya licik dan suka memaksa.

Tahun 1653, Sultan Muhammad Said digantikan oleh putranya yang bernama Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin inilah perseteruan dengan VOC semakin memuncak.

Kondisi ini diperparah oleh terjadinya pemberontakan seorang bangsawan Bone yang bernama Aru Palaka pada tahun 1660. VOC yang membenci Sultan Hasanuddin memberikan bantuan pada Aru Palaka.
Sejarah Kerajaan Gowa Tallo Lengkap
Gambar: Makam Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian yang mengakui monopoli VOC di wilayah kerajaannya. Isi perjanjian Bongaya adalah sebagai berikut.

a. VOC memperoleh hak monopoli dagang di Makassar.

b. Belanda mendirikan benteng di pusat Kerajaan Makassar yang bernama Rotterdam.

c. Makassar melepas Bone dan pulau di luar wilayah Makassar.

d. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.

Walaupun Sultan Hasanuddin mengalami kekalahan, VOC mengakui keberaniannya dalam peperangan tersebut. VOC menyebut Sultan Hasanuddin dengan de Haan Van de Oosten (Ayam Jantan dari Timur).

Sepeninggal Hasanuddin, Gowa–Tallo dipimpin oleh putranya yang baru berusia 13 tahun, yakni Mappasomba. Dalam sebuah pertempuran, VOC mengalahkan Mappasomba dan menghapuskan Kerajaan Gowa–Tallo.

Setelah itu, selain memonopoli perdagangan, VOC juga menjalankan pemerintahan langsung di Gowa dan Tallo.

1 komentar:

  1. Bingung Mencari Situs Yang Tepat & Aman....?
    Kini Telah Hadir Dewakiukiu ... Agen Terpercaya & Terbesar Di Asia...
    Surganya Para Gamers ada Disini !!!
    Kami Menyediakan 7 Jenis Permainan Untuk Anda Semua....
    1. Aduq 2. Bandarq 3. Domino 4. Poker 5. Bandarpoker 6. Capsasusun 7. Sakong
    Anda Semua Bisa Bermain 7 Permainan Kami Hanya Dalam 1 User ID....
    Hanya Minimal Depo 15.000 Rupiah Anda Sudah Bisa Nikmati 7 Game Kami...
    Ayok Tingkatin Hobi Anda & Uji Hoki Anda Di Dewakiukiu .....
    Kami Mengutamakan Pelayanan, Kecepatan dan Kepuasan kepada member
    Anda Jangan Ragu lagi Join Sekarang Juga !!!
    Jika Butuh Bantuan Sagera Hubungin Kami Disini :
    Liverchat : Dewakiukiunet
    Bbm : 33428C8D
    Whatsapp : +855962762654

    BalasHapus